Kamis, 15 Februari 2024
Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 5 dan 6
Good morning my student....
Tabik pun ,,,!!
Apa
kabar anak sholeh sholehah bu guru ,Alhamdulillah semoga kita semua
dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT Aamiin Ya
Rabbal Alamin.
Sebelum belajar pastikan sudah sarapan, mendengarkan tausiah serta pahami isinya, shalat dhuha dan membaca Al Qur'an.Hari ini kita akan belajar materi Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 5 dan 6
Muatan IPA ( KD 3. 7, 4.7), Bahasa Indonesia (KD 3.5, 4. 5), SBdP (KD 3. 2, 4.2), PPKn ( KD 3. 3, 4.3)
Tujuan Pembelajaran :
1. Setelah membaca teks, peserta didik dapat mengidentifikasi dampak peristiwa Sumpah Pemuda 1928 secara tepat.
2. Setelah membaca materi, peserta didik dapat menjelaskan peristiwa Kongres Perempuan Indonesia secara benar.
3. Setelah membaca materi, peserta didik dapat mengidentifikasi sikap dan perilaku yang tepat dalam menghadapi keragaman dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.
4. Setelah membaca teks, peserta didik dapat mengetahui peristiwa mengembun dan menyublim.
5. Setelah membaca teks, peserta didik dapat menyanyikan lagu dengan memperhatikan ketepatan nada dan tempo secara benar.
Muatan Bahasa Indonesia (KD 3.5, 4. 5)
Mengidentifikasi teks narasi dari dampak peristiwa sumpah pemuda 1928
Dampak Peristiwa Sumpah Pemuda 1928
Pada
tanggal 28 Oktober 1928, suatu tekad yang sangat penting bagi penguatan
konsep wawasan kebangsaan Indonesia telah diikrarkan. Ikrar tersebut
merupakan modal yang sangat berharga bagi terbentuknya Negara kesatuan.
Tekad untuk bersatu dan mengesampingkan alasan-alasan
kedaerahan,
kesukuan, keturunan, keagamaan, dan golongan. Namun, persatuan itu tetap
dalam kerangka saling menghormati dan menghargai perbedaan-perbedaan
yang ada. Kesemuanya bersatu padu dan melebur dalam ikrar Sumpah Pemuda.
Sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928, dunia dikejutkan oleh kemampuan dan
kebulatan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam sebuah ikatan
kebangsaan. Pengaruhnya pun sangat besar bagi organisasi pergerakan.
Organisasi-organisasi politik yang lahir setelah peristiwa Sumpah Pemuda
semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya. Begitu pun dengan
organisasi yang masih bersifat kedaerahan mulai memproses untuk bersatu
dalam satu wadah, yaitu Organisasi Indonesia Muda. Adapun tujuannya
adalah untuk mempererat tali persatuan segenap pemuda yang berbangsa,
berbahasa, dan bertanah air Indonesia.
Peristiwa
Sumpah Pemuda telah membawa kesadaran dalam diri setiap orang akan
pentingnya persatuan dan kesatuan dalam sebuah bangsa. Penyatuan
berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat nasional terus dilakukan.
Peristiwa Sumpah Pemuda menegaskan rasa senasib sepenanggungan
sebagai satu bangsa. Rasa inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya semangat persatuan untuk membentuk sebuah negara kesatuan. Suasana
hening dan khidmat ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada
peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Terlihat W. R. Supratman dengan gesekan
biolanya mengumandangkan lagu Indonesia Raya. Sementara para pengurus
yang terdiri atas enam orang pemuda dan semua peserta dengan penuh
khidmat turut mendengarkan.
Menjelaskan kembali teks narasi dari Kongres pemuda Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia
Kongres
Perempuan Indonesia berlangsung tiga kali. Pada tanggal 22 Agustus 1928
di Yogyakarta, diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia I. Kongres
ini diikuti berbagai wakil organisasi wanita di antaranya Ny. Sukamto,
Ny. Ki Hajar Dewantara, dan Nona Suyatin. Kongres berhasil membentuk
Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI). Kongres itu juga berhasil
merumuskan tujuan mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita
Indonesia serta mengadakan gabungan atau perikatan di antara perkumpulan
wanita. Pada tangal 28–31 Desember 1929, PPI mengadakan kongres di
Jakarta dan mengubah nama PPI menjadi PPII
(Perserikatan Perhimpunan
Isteri Indonesia). Tanggal 20–24 Juli 1935, diadakan Kongres Perempuan
Indonesia II di Jakarta dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro. Kongres
tersebut membahas masalah perburuhan perempuan, pemberantasan buta
huruf, dan perkawinan.
Kongres Perempuan III berlangsung di Bandung
tanggal 23–28 Juli 1938 dipimpin oleh Ny. Emma Puradireja, membicarakan
hak pilih dan dipilih bagi wanita di badan perwakilan. Dalam kongres
tersebut, disetujui RUU tentang perkawinan modern yang disusun oleh Ny.
Maria Ulfah dan disepakati tanggal lahir PPI 22 Desember sebagai Hari
Ibu.
Muatan IPA ( KD 3. 7, 4.7)
Peristiwa Mengembun dan Menyublim
Selain
peristiwa mencair, membeku, dan menguap, masih terdapat dua peristiwa
perubahan wujud benda. Perubahan wujud benda yang dimaksud adalah
mengembun dan menyublim. Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas
menjadi cair. Peristiwa ini merupakan kebalikan dari peristiwa menguap.
Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor karena terjadi penurunan
suhu di sekitarnya. Peristiwa sehari-hari yang mudah kamu jumpai antara
lain
peristiwa pengembunan yang terjadi di pagi hari. Meskipun pada
malam sebelumnya tidak terjadi hujan, tetapi pada pagi hari, terdapat
tetesan air pada tanaman yang berada di luar. Kamu juga dapat menjumpai
beberapa tempat terasa lembap oleh air. Peristiwa mengembun ini terjadi
karena uap air dalam udara menyentuh permukaan seperti permukaan daun
atau permukaan yang lainnya. Menyublim merupakan peristiwa berubahnya
wujud zat padat menjadi gas. Mengkristal adalah perubahan wujud gas
menjadi padat. Peristiwa “lenyapnya” kapur barus yang diletakkan di
dalam lemari sering dijadikan contoh peristiwa menyublim. Contoh
peristiwa ini terjadi pada saat uap iodium yang mengkristal menjadi
padatan pada saat didinginkan pada suhu tertentu.
Muatan PPKn ( KD 3. 3, 4.3)
mengidentifikasi sikap dan perilaku yang tepat dalam menghadapi keragaman dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh
Dengan
mempelajari sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah, khususnya
peristiwa Sumpah Pemuda, banyak pelajaran yang kita petik. Kita menjadi
tahu bahwa persatuan dan kesatuan memiliki arti penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Berbagai perlawanan yang bersifat kedaerahan
selalu saja gagal dalam mengusir penjajah. Bangsa kita pun mudah diadu
domba. Dengan demikian, tepat kiranya pepatah ”bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh”. Persatuan dan kesatuan dapat kita wujudkan dengan
membina kerukunan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Selain itu, pola
hidup gotong royong juga harus senantiasa dilakukan oleh asyarakat.
Sekarang, ceritakan sikap dan perilakumu sehari-hari yang sudah menunjukkan nilai-nilai kerukunan hidup.
Persamaan
hak dan kewajiban antara golongan pria dan wanita dalam bidang tertentu
merupakan salah satu bentuk penerapan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan
Kongres Perempuan Indonesia. Dalam melakukan kegiatan demi kepentingan
bangsa dan negara, setiap golongan memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Alasan-alasan yang bersifat kedaerahan, keagamaan, kesukuan, dan
golongan harus dikesampingkan dengan tetap menghormati dan menghargai
adanya perbedaan. Sikap tersebut juga berlaku dalam bidang kebudayaan.
Kebudayaan nasional merupakan hasil dari akal budi seluruh bangsa
Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa. Bahkan, kebudayaan
nasional juga diatur dalam UUD 1945, bahwa “pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”.
Dengan demikian, perkembangan dan pelestarian kebudayaan nasional
menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Mengembangkan dan
melestarikan kebudayaan daerah merupakan salah satu caranya karena
kebudayaan daerah merupakan akar
dari kebudayaan nasional.
Upaya-upaya pengembangan dan pelestarian kebudayaan nasional yang lain adalah sebagai berikut.
1. Secara terus-menerus diadakan kegiatan pengenalan dan penyebaran budaya nasional kepada masyarakat.
2. Kegiatan penggalian situs-situs bersejarah dan pemeliharaan temuantemuan sejarah harus senantiasa digalakkan.
3.
Pengembangan budaya daerah dan nasional melalui pendidikan dan
pengajaran, misalnya menjadikan bahasa dan kesenian daerah sebagai mata
pelajaran muatan lokal wajib di sekolah-sekolah.
4. Senantiasa dikembangkan sikap menghormati kebudayaan sendiri dan kebudayaan daerah lain.
5. Mengenal dan mempelajari kebudayaan sendiri yang merupakan warisan leluhur.
Muatan SBdP (KD 3. 2, 4.2)
Tumbuhkan kesadaran dalam diri untuk cinta tanah air dengan menyanyikan lagu Rayuan Pulau Kelapa, dengan menggunakan tangga nada yang benar. Dan sebagai pemahaman kalian dalam memahami tangga nada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar