Hari / tanggal : Selasa / 30 April 2024
TABIK PUN.....
Pembelajaran 5 dan 6
Muatan Bahasa Indonesia (KD 3.8 dan KD 4.8), SBdP (KD 3.1 dan KD 4.1), IPA (KD 3.8 dan KD 4.8), PPKn (KD 3.3 dan KD 4.3)
Tujuan
Pembelajaran
1. Dengan membaca materi, siswa dapat menjelaskan cara
memelihara ketersediaan air bersih dengan benar., siswa dapat mengidentifikasi
peristiwa dalam teks nonfiksi.
2. Dengan membaca materi, siswa mampu menyebutkan langkah-langkah membuat
gambar cerita dengan benar.
3. Dengan membaca materi, siswa dapat menjelaskan cara-cara memelihara
ketersediaan air bersih dengan baik.
Bahasa Indonesia (KD 3.8 dan KD 4.8)
Menuliskan Peristiwa dari teks Nonfiksi dalam bentuk Peta pikiran
Informasi-informasi yang berkaitan dengan peristiwa dalam teks sebaiknya ditulis secara ringkas dan jelas agar pembaca dapat memahaminya. Kita dapat menyampaikan peristiwa dalam teks melalui sebuah peta pikiran. Dengan peta pikiran , kamu dapat menyajikan gambaran menyeluruh atau suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, peta pikiran mampu memangkas waktu sehingga lebih efektif. Selain itu, peta pikiran juga dapat membantu kita untuk banyak hal seperti merencanakan, berkomunikaasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun, dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, serta melatih mengingat gambaran teks keseluruhan. Pada peta pikiran, informasi yang kamu dapat pada sebuah teks ditulis dalam bentuk kotak-kotak dan saling berkaitan. Informasi dalam peta pikiran ditulis dengan ringkas dan jelas.
Menuliskan Peristiwa dalam Teks Nonfiksi
Peristiwa dapat ditemukan dengan membaca keseluruhan isi teks. Saat membaca, kita tentu akan menemukan gagasan pokok deri setiap paragraph. Gagasan pokok adalah inti dari pembahasan pada sebuah paragraph. Kita dapat mengetahui peristiwa berdasarkan gagasan pokok tersebut. Dengan memahami gagasan pokok setiap paragraf dalam teks, maka kamu akan dapat memahami isi teks secara keseluruhan. Gagasan pokok terletak pada kalimat utama. Biasanya, kalimat utama sebuah paragraph terletak pada awal atau akhir sebuah paragraf.
SBdP (KD 3.1 dan KD 4.1)
Langkah-Langkah Membuat Gambar Cerita
1. Persiapan Bahan dan Alat
Sebelum menyiapkan bahan dan alat, sebaiknya kamu tentukan
dahulu jenis teknik yang akan kamu gunakan, teknik basah atau teknik kering?
Setelah itu, persiapkan alat dan bahannya.
2. Menentukan Tema
Pemilihan tema akan menentukan gambar yang akan dibuat.
Penentuan tema dapat dilakukan dengan melihat lingkungan sekitar atau
pengalaman diri sendiri dan orang lain.
3. Pembuatan Sketsa
Setelah menentukan tema langkah selanjutnya yaitu membuat
sketsa. Sketsa sebaiknya dibuat lebih dari satu agar kita dapat memilih yang
terbaik.
4. Penyelesaian Gambar
Dari beberapa sketsa yang dibuat dapat dipilih satu yang
menurutmu paling baik. Kemudian, sempurnakan dengan menghapus garis-garis yang
tidak perlu dan menambah garis atau coretan yang dirasa perlu agar gambar
tampak lebih hidup. Jika sudah mantap, warnai gambarmu dengan rapi. Kamu dapat
mewarnai dengan teknik basah atau teknik kering. Pewarnaan dengan teknik basah
menggunakan cat air, cat minyak, atau tinta. Sebaliknya, pewarnaan dengan
teknik kering menggunakan pensil warna, krayon, atau oil pastel.
Tahap Mewarnai Gambar dalam Membuat
Gambar Cerita
Setelah menentukan tema dan membuat sketsa sesuai tema, tahap
berikutnya ialah mewarnai gambar. Ada dua macam teknik pewarnaan, yaitu
pewarnaan basah dan pewarnaan kering. Teknik pewarnaan basah ialah pewarnaan
menggunakan media yang memerlukan pengencer, misalnya tinta, cat air, atau cat
minyak. Sebaliknya, teknik pewarnaan kering ialah pewarnaan
menggunakan media yang tidak memerlukan bahan pengencer,
misalnya pensil warna, krayon, atau oil pastel. Gambar berikut merupakan
gambar dari sebuah cerita tentang seorang anak yang tidak mau bekerja sama
dengan temannya dalam menyelesaikan tugas mewarnai. Saat melihat teman-teman
lain telah menyelesaikan tugas, si anak mau bekerja sama untuk segera
menyelesaikan tugas. Perhatikan gambar sebelum diwarnai dan setelah diwarnai.
Perhatikan gambar-gambar tersebut.
Gambar pertama merupakan gambar sketsa yang telah disempurnakan. Gambar berikutnya
merupakan gambar yang telah diwarnai.
IPA (KD 3.8 dan KD 4.8)
Penghematan Air
Amatilah penggunaan air di rumahmu! Air digunakan untuk mandi,
mencuci pakaian, memasak, dan mencuci piring. Berapa banyak air yang digunakan
di rumahmu setiap hari?
Walaupun hingga saat ini air selalu tersedia di alam, tetapi
kita harus menggunakan air secara bijaksana. Menghemat penggunaan air sangat
bermanfaat, terutama jika air diperoleh melalui pompa air listrik atau PDAM.
Semakin sering kita menghidupkan pompa tersebut, semakin besar
tagihan listrik yang harus kita bayar. Demikian juga jika kita
menggunakan air dari PDAM. Semakin banyak air yang kita pakai, tagihan air per
bulannya juga semakin besar. Mungkin kamu belum dapat membayangkan tentang
pemborosan penggunaan air.
PPKn (KD 3.3 dan KD 4.3)
Uniknya Keragaman Budaya Indonesia dalam
Festival Kuwung 2016
Festival Kuwung merupakan acara seni dan budaya sekaligus pesta rakyat
yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya setiap tahun. Festival yang digelar
dalam rangka hari jadi Banyuwangi (Harjaba) ke 245 ini menyuguhkan beragam
tradisi daerah yang dikemas dalam sebuah pertunjukan yang megah. Rakyat
Banyuwangi berpesta, penampilan seluruh peserta mampu
mengundang decak kagum. Berbagai seni daerah tampil dengan sangat menarik dan
menghibur. Tidak hanya para penari dan aksi teatrikal yang tampil dengan
memikat, pawai mobil dengan aneka lampu yang menampilkan miniatur budaya daerah
juga mampu mencuri perhatian.
Ratusan pendukung acara pun tampil dalam balutan kostum yang atraktif. Ditambah
iringan musik tradisional sepanjang acara membuat suasana malam Banyuwangi
begitu meriah. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
M.Y. Bramuda, Festival Kuwung 2016 mengangkat tema Kembang Setaman Bumi
Blambangan. Tema ini sebagai perlambang keharmonisan hidup masyarakat
Banyuwangi yang terdiri dari berbagai
etnis dan latar belakang budaya. “Di Banyuwangi sendiri beragam etnis seperti
suku Jawa, suku Using, suku Bali, Etnis Madura, Etnis Tionghoa, Etnis Arab
menjadi penduduk
daerah yang telah berpuluh tahun hidup berdampingan dalam kerukunan,” katanya.
Festival Kuwung pun membingkai keragaman budaya beragam etnis dan suku tersebut dalam rangkaian fragmen yang menarik. Pembukaan Kuwung menyuguhkan Tradisi Saulak, Suku Mandar. Tradisi Saulak merupakan tradisi pernikahan khas warga Mandar yang merupakan warga pesisir pantai. Berikutnya pawai menampilkan etnis Jawa Mataraman membawakan fragmen berjudul Cungkup Tapanrejo yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam memulai kehidupan baru. Selain itu, juga ada penampilan suku Using yang menampilkan Sarine Kembang Bakung.
Cerita ini mengisahkan kegigihan dan semangat masyarakat desa dalam melestarikan budaya adat Using. Sementara itu pawai Etnis Madura tampil dengan pakaian khas daerahnya. Para penampil membawakan Tari Topeng dan fragmen yang mengisahkan mata pencaharian mereka sebagai petani kakao. Etnis Bali menampilkan tradisi Melasti Bali Banyuwangen. Juga tidak ketinggalan atraksi Ogoh Ogoh yang menjadi ciri khas perayaan Nyepi umat Hindu. Etnis Tionghoa juga memeriahkan acara dengan menampilkan fragmen bertema Liong Harmoni Tionghoa. Mereka menampilkan berbagai tarian dengan kostum khasnya. Suasana semakin meriah dengan penampilan Barongsai. Sebelumnya Festival Kuwung juga dimeriahkan oleh penampilan defile perwakilan dari beberapa daerah, seperti kota Bogor, Kediri, Sleman, Probolinggo hingga Sumbawa Barat yang menampilkan tari Kipas.