Kamis, 21 November 2019

Tema 5 Sub tema 3 Pb 1

Tema 5 Sub tema 3 Pb 1

Kelas IV A
Tanggal 21 November 2019
Tema 5 Sub Tema 3 pb 1

Tujuan :
Siswa mampu menuliskan informasi berdasarkan gambar pada tabel
Siswa dapat memahami sikap kepahlawanan PangeraN Diponegoro
Siswa memahami cermin datar,cermin cekung dan cermin cembung


PB 1
Bahasa Indonesia

Riwayat Radio Pemberontakan Bung Tomo

Siaran Radio Pemberontakan mengobarkan semangat para pejuang dalam Pertempuran Surabaya.

Riwayat Radio Pemberontakan Bung Tomo
Riwayat Radio Pemberontakan Bung Tomo.
SEBUAH rumah di Jalan Mawar Surabaya berdiri rapuh di atas tanah seluas 2.000 meter persegi. Pilar-pilar dari bambu menyangga atapnya. Di ujung kanan pelataran, berdiri sebuah bangunan berdinding anyaman bambu. Suasananya begitu sepi. Tak terdengar lagi suara berapi-api yang dulu membangunkan semangat para pejuang di media pertempuran Surabaya.
Sebuah plakat di dinding menjadi penandanya, bertuliskan: “Rumah Tinggal Pak Amin (1935). Tempat Studio Pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RPPRI) Bung Tomo. Di sini Ktut Tantri (warga negara Amerika) menyampaikan pidatonya sehingga perjuangan Indonesia bisa dikenal di luar negeri Jl. Mawar 10-12 Surabaya.”
Sebelum jadi markas radio, rumah ini sempat menjadi asrama Nederland Indische Landbouws Maaschapij (NILM), perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan. Seorang penduduk Surabaya bernama Aminhadi kemudian membelinya dan kemudian mewariskan kepada anak-cucunya. Nyaris tiap tahun, rumah ini dikunjungi untuk napak tilas 10 November, pertempuran heroik yang menelan ribuan korban jiwa dan kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Nahas, rumah bersejarah itu telah rata dengan tanah untuk lahan parkir sebuah plaza. Padahal, ia telah ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surabaya pada 1998.

Mendirikan Radio

Rumah di Jalan Mawar ini tak bisa dilepaskan dari sosok Bung Tomo, aktor penting dalam Peristiwa 10 November 1945. Menurut sejarawan Benedict R.O’G. Anderson, sepintas Bung Tomo bukanlah seorang yang mungkin menjadi lambang utama gerakan pemuda di Jawa. Sebelum perang, dia memperoleh pendidikan yang baik di sekolah menengah Belanda dan terkenal dalam gerakan pandu di Jawa Timur. Dia kemudian bekerja sebagai wartawan dan pada zaman Jepang menjadi pegawai kantor berita Domei di Surabaya.
“Ketika dia kembali dari Jakarta pada tanggal 12 Oktober 1945, dia membawa gagasan yang membuat ia terkenal: mendirikan stasiun pemancar radio, yang dinamakannya Radio

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEMA 4 SUB TEMA 1 PB 5

  Hari/Tanggal     : Jumat, 01 Nopember 2024 Good morning my student.... Tabik pun ,,,!! Apa kabar anak sholeh sholehah bu Yulina, alhamdul...