Sejarah dan Budaya Maluku
KELAS : IV A
Hari : RAbU, 22 April 2020
Sejarah dan Budaya Maluku
Maluku adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia, yang mana dulu dikenal sebagai kawasan seribu pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang melimpah. Provinsi Maluku dengan ibukota Ambon, terletak di antara :
- 03 derajat Lintang Utara – 8.30 derajat Lintang Selatan
- 125 derajat -135 derajat Bujur Timur
- Sebelah Utara : Lautan Pasifik
- Sebelah Timur : Propinsi Papua
- Sebelah Selatan : Negara Timor Leste dan Australia
- Sebelah Barat : Propinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah
Sejarahnya pada zaman dulu itu adalah kepulauan Maluku terdiri dari beberapa kerajaan Islam yang menguasai pulau-pulau tersebut. Oleh karena itu, diberi nama Maluku yang berasal dari kata Al Mulk yang berarti Tanah Raja-Raja.
Seperti daerah-daerah di Indonesia lainnya, Kepulauan Maluku dikenal dengan kekayang rempah-rempahnya bahkan terkenal hingga Dunia internasional sejak dahulu kala. ada awal abad ke-7 pelaut-pelaut dari daratan Cina, khususnya pada zaman Dinasti Tang, kerap mengunjungi Maluku untuk mencari rempah-rempah. Namun mereka sengaja merahasiakannya untuk mencegah datangnya bangsa-bangsa lain kedaerah ini.
Maluku dijuluku sebagai “Kepulauan Rempah” dan menjadi poros perdagangan rempah dunia dengan dagangan utamanya adalah Cengkih dan Pala, Ini terjadi sebelum masa penjajahan. Kekayaan rempah ini pun menjadi daya tarik bangsa-bangsa Eropa yang pada akhirnya menguasai Maluku, dimulai oleh Portugis dan terakhir Belanda.
Sejarah Maluku sebagai satu kesatuan dimualai dari pembentukan tiga kegubernuran oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda pada abad ke-18, yaitu Ambon, Banda, dan Maluku yang disatukan oleh Belanda pada awal abad ke-19 dalam satu nama, yaitu Maluku. Setelah masa penjajahan, Maluku tetap dipertahankan seutuhnya sebagai provinsi sebelum Maluku Utara dimekarkan menjadi provinsi sendiri pada akhir abad ke-20. Sumber : Wikipedia
Budaya Maluku
Yang dimaksud dengan budaya disini adalah segala aspek kehidupan seperti Adat istiadat, kepercayaan, seni dan kebiasaan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Maluku.
Pada umumnya masyarakat Maluku menggunakan bahasa melayu yang berasal dari Indonesia bagian barat dan menjadi bahasa antar suku di seluruh kepulauan Nusantara. Sebelum bangsa Portugis menginjakkan kakinya di Ternate (tahun 1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipakai sebagai bahasa perdagangan.
Pakaian Adat Maluku
Baju Cale sering disebut kain salele, pakaian ini memiliki kain yang tebal, tetapi tetap nyaman saat di pakai. Pakaian adat yang satu ini memiliki warna yang cerah yaitu merah dengan garis-garis warna emas atau perak.
Tarian Adat Maluku
- Tari Lenso (selendang) : Tarian tradisional ini merupakan tari pergaulan dan sangat identik dengan kaum muda-mudi. Tarian yang juga sering dipentaskan di Minahasa Sulawesi Utara ini sering dijadikan media untuk mencari pasangan hidup.
- Tari Cakalele : Merupakan tarian perang yang dibawakan oleh pria dan perempuan secara berpasangan. Tarian yang diiringi musik tifa (drum), suling, dan bia (kerang besar) ini biasanya ditampilkan dalam rangka menyambut tamu atau dalam perayaan adat.
- Tari Saureka-reka atau disebut juga tari gaba-gaba (pohon sagu) mempertunjukan kelincahan kaki menginjak di antara empat bilah pohon sagu yang dipukuli, dimulai dari tempo lambat hingga cepat.
- Tari Bambu gila : Tarian yang satu ini mengandung unsur mistis. Tarian ini berasal dari Ternate, Maluku Utara. Tarian ini dibawakan oleh enam pria yang memegang batang bambu panjang yang “hidup” setelah dibacakan mantera.
- Tari Poco-poco : Mungkin di antara tarian-tarian di atas tarian ini yang paling terkenal. Tari Poco-poco adalah tarian jenis linedance yang populer sejak tahun 2000-an.
Rumah Adat Maluku
Rumah Baileo merupakan rumah adat Kepulauan Maluku dan Maluku Utara. Rumah ini merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar